Awalnya, aku mendaftarkan diri ke SMA, tapi karena dorongan batin, aku pun mencabut berkasku dari SMA tersebut dan segera aku berangkat ke SMKI YOGYAKARTA. Aku mendaftar dan menjalani berbagai tes.
Takut, bahkan ragu terus menemani momen tes bakatku waktu itu, karena aku adalah pendaftar terakhir di SMKI YOGYAKARTA, memang sedikit terlambat, akan tetapi aku pun diterima di SMKI tercinta.
Minggu pertama adalah MOS. Dengan dibimbing oleh kakak kakak OSIS yang asik, dan teman teman baru yang unik unik. Aku pun menjalani masa itu dengan penuh kegembiraan dan semangat.
Setelah MOS selesai, tiba waktunya kehidupan sebenarnya di SMKI, aku menjalani 1 tahun kelas X ku dengan berbagai rintangan dan juga tuntunan. Aku masih ingat, waktu itu kami pertama kali pelajaran ber akting. Awalnya terasa aneh dan malu, tapi ternyata semua itu menjadi hal yang baru dan sangat bermanfaat bagi diriku. Pertama kali aku merasakan teater adalah pengalaman terbaikku saat itu.
Belum lagi pada saat kelas XI, lebih banyak ilmu yang aku dapatkan. Dan waktu itu aku mengikuti PI sebagai Pimpinan Produksi, sebenarnya lumayan berantakan sih. Tapi bukan itu yang berkesan dalam hidupku di kelas XI, tapi setelah itu, aku pun mendapat kesempatan untuk menjadi relawan dalam event besar dan bergengsi di jogja, Malioboro Night Festival, aku benar benar bersyukur karena bisa melihat bagaimana sebuah event besar dijalankan, meskipun hanya dari "kulit"nya saja.
Dan sekarang aku menempuh masa kelas XII, sudah tak banyak yang bisa aku lakukan di masa ini. Karena aku harus lebih terfokus pada bagaimana aku mengolah ilmu yang kudapatkan selama kelas X dan XI, lalu aku curahkan pada Uji Kompetensi atau TA. Dan ya, TA adalah hal yang cukup membekas dalam diriku, karena TA pertama dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah, tentu saja aku tidak perlu menjelaskan perasaanku saat itu.
Setelah menjalani 3 tahun tempaan di SMKI, aku memiliki harapan untuk adik adik kelasku, yang memang mungkin belum mengalami tahun tahun yang kualami. Aku harap mereka bisa teguh pendirian melawan penyimpangan yang ada dan sangat banyak di SMKI ini. Semoga mereka dapat menjadi diri mereka sendiri yang berintegritas dan berbudi pekerti yang baik.
Lalu untuk siswa siswa SMKI seangkatanku, semoga masing masing ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk kehidupan.
Terlebih, harapanku kepada guru SMKI. Kunci untuk menghadapi kami adalah dengan Sabar tetapi Tegas. Maksudku disini adalah, janganlah terbawa arus kelas atau siswa yang diampu. Apa gunanya seorang guru bila tidak bisa mengendalikan kelas. Itu sama dengan sia sia.
Itu semua adalah apa yang dikatakan hatiku, dialami tubuhku, dan diungkap oleh logikaku selama ini.
Terimakasih
